Personal BLOG Adnan Kasogi

SELAMAT DATANG DI BLOG ADNAN KASOGI

ELEKTRO UNAND ANGKATAN 23

2310952044--BLOG KULIAH

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 24 Maret 2024

One Shoot Multivibrator dengan Triger Negatif

                                                [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]





1. Tujuan[Kembali]

  • Mengetahui apa itu One Shot Multivibrator dengan Trigger Positif
  • Mengetahui rangkaian dari  One Shot Multivibrator dengan Trigger Positif
  • Dapat mensimulasikan rangkaian One Shot Multivibrator dengan Trigger Positif


2. Alat dan Bahan[Kembali]
  -Bahan
  • Resistor



Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika

  • Kapasitor


Kapasitor adalah komponen elektronik pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad.
  •     Diode



Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
  • Ground



Ground berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting 
  • Op-Amp


Operational amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal output. Prinsip kerja dari Op-Amp adalah membandingkan nilai kedua input (inverting dan non-inverting), apabila kedua input bernilai sama maka outnya tidak ada atau nol dan apabila terdapat perbedaan nilai input maka output akan ada.
  • Baterai

Baterai adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi Listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik
  •  Potensiometer

Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.


- Alat

  • Osiloskop 
Osiloskop adalah alat ukur Elektronik yang dapat memetakan atau memproyeksikan sinyal listrik dan frekuensi menjadi gambar grafik agar dapat dibaca dan mudah dipelajari
  •   ·    DC Voltmeter


    DC Voltmeter  merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tengangan pada suatu komponen. Cara pemakaiannya adalah dengan memparalelkan kaki2 Voltmeter dengan komponen yang akan diuji tegangannya.
    • DC Amperemeter


      DC Amperemeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar arus pada suatu komponen. Cara pemakaiannya dengan memposisikan kaki2 Amperemeter secara seri dengan komponen yang akan diuji besar kuat arusnya

    3. Dasar Teori[Kembali]

    Monostable Multivibrator atau Multivibrator Monostabil adalah jenis multivibrator yang memiliki keadaan stabil tunggal. Seperti namanya, MONO yang berart SATU ini menunjukkan satu keadaan stabil dan juga keadaan kuasi-stabil. Multivibrator Monostabil ini juga dikenal sebagai one-shot multivibrator (Multivibrator satu tembakan).

                Seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah ini, dua transistor yaitu Q1 dan Q2 dihubungkan secara umpan balik satu sama lain. Kolektor transistor Q1 dihubungkan ke Basis transistor Q2 melalui kapasitor C1. Basis Q1 dihubungkan ke kolektor Q2 melalui resistor R2 dan kapasitor C. tegangan suplai DC –VBB diberikan ke basis transistor Q1 melalui resistor R3. Pulsa pemicu diberikan ke basis Q1 melalui kapasitor C2 untuk mengubah keadaannya. RL1 dan RL2 adalah resistor beban Q1 dan Q2.

    Salah satu transistor, ketika masuk ke keadaan stabil, pulsa pemicu eksternal diberikan untuk mengubah keadaannya. Setelah mengubah keadaannya, transistor tetap dalam keadaan kuasi-stabil selama periode waktu tertentu yang ditentukan oleh nilai konstanta waktu RC dan kembali ke keadaan stabil sebelumnya.

    Ketika rangkaian dinyalakan, Transistor Q1 akan berada dalam keadaan OFF sedangkan Q2 akan dalam keadaan ON,  Ini merupakan keadaan Stabil. Karena Q1 OFF, tegangan Kolektor akan menjadi VCC di titik A dan mengisi C1. Sebuah sinyal atau pulsa pemicu positif diberikan pada Basis Transistor Q1 yang mengubah transistor Q1 menjadi ON. Hal ini akan menurunkan tegangan Kolektor dan mematikan transistor Q2.

    Kapasitor C1 akan mulai pengosongan pada titik waktu ini. Tegangan positif dari Kolektor Transistor Q2 akan diberikan ke transistor Q1 dan menjaga Q1 tetap dalam keadaan ON. Inilah disebut dengan keadaan kuasi-stabil. Transistor Q2 tetap dalam keadaan OFF hingga kapasitor C1 kosong sepenuhnya. Setelah ini, Transistor Q2 akan ON dengan tegangan yang diberikan melalui pelepasan tegangan kapasitor.

    Sinyal Triger Dan Output Monostable Multivibrator :




    4. Percobaan
    a. Langkah-Langkah Percobaan
     
    • Untuk membuat rangkaian ini, pertama, siapkan semua alat dan bahan yang bersangkutan, di ambil dari library proteus
    • Letakkan semua alat dan bahan sesuai dengan posisi dimana alat dan bahan terletak.
    • Tepatkan posisi letak nya dengan gambar rangkaian
    • Selanjutnya, hubungkan semua alat dan bahan menjadi suatu rangkaian yang utuh 
    • Lalu mencoba menjalankan rangkaian , jika tidak terjadi error, maka motor rangkaian akan mengeluarkan grafik osiloskop seperti pada gambar.
    b. Gambar Rangkaian

    Rangkaian One Shot Multivibrator dengan Trigger Positif dengan Oscilloscope
    c. Prinsip Kerja
         Rangkaian One Shoot Multivibrator diberi Trigger(Vi)  bernilai positif. Ketika diberi trigger  besarnya Vip =2 (–VLT) (supaya bekerja baik) maka VO berubah dari +Vsat menjadi –Vsat sehingga C discharge atau arus discharge dari kapasitor C melalui D1 dan R4 ke output op-amp VO = - Vsat, sehingga VLT=R2.(-V SAT)/(R1+R2).
         Pada input non inverting akan berharga minus dari penjumlahan tegangan Vip = 2 (–VLT) dengan VUT maka dihasilkan harga sama dengan VLT sehingga bila dibandingkan dengan input inverting sebesar Vd akan membuat output VO berubah dari +Vsat menjadi –Vsat dan Vref berubah menjadi sebesar VLT. Kapasitor C mengalami discharge sampai VC  VLT maka tegangan output VO berubah dari -Vsat menjadi +Vsat dan Vref berubah menjadi sebesar VUT.


    d. Video




    5. Download File[Kembali]

    rangkaian : Klik Disini
    Datasheet resistor  : Klik Disini
    Datasheet op amp : Klik Disini
    Datasheet Baterai : Klik Disini
    Datasheet voltmeter : klik disini
    Datasheet osiloskop : Klik Disini
    Datasheet amperemeter : Klik Disini
    Datasheet dioda : Klik disini
    Datasheet kapasitor : Klik disini
    Datasheet Potensiometer : Klik disini 
    Download Video Penjelasan : Klik disini

    B. Jembatan Wheatstone



     1. Prosedur[kembali]

    1.Penggunaan Jembatan Wheatstone

    a. Hubungkan power supply 5V ke terminal input pada jembatan wheatstone

    b. Hubungkan Amperemeter pada rangkaian sebesar 0-100mA 

    c. Hubungkan Voltmeter pada rangkaian dengan multimeter  

    d. Hubungkan R1 sebesar 100Ω dan R3 sebesar 220Ω pada jembatan wheatstone

    e. Hubungkan masing-masing R2 ke Rv2 dan R4 ke Rv1 pada Potensiometer

    f. Hidupkan power supply, atur nilai resistansi pada R4 hingga nilai tegangan menunjukkan angka 0 pada multimeter

    g. Catat nilai arus yang tertera pada Amperemeter, kemudian matikan power supply

    h. Ukur nilai resistansi R4 dan R2 pada potensiometer menggunakan multimeter kemudian catat nilainya pada jurnal praktikum 

    2. Hardware [kembali]

    Jembatan Wheatstone




    Amperemeter



    Voltmeter




    Multimeter




      Jumper

    3. Rangkaian Simulasi Dan Prinsip Kerja [kembali]


    Gambar Simulasi Rangkaian

    Prinsip Kerja : Prinsip kerja jembatan hambatan ini adalah defleksi nol. Jika perbandingan hambatan pada kedua lengan sama, maka tidak ada arus yang mengalir melalui galvanometer. Hal ini ditandai dengan defleksi nol pada galvanometer. jika (Rv1*R1 = R3*Rv2) maka arus pada galvanomeneter = 0. Oleh karena itu kita dapat mencari nilai resistansi pada Rv1 hanya dengan mengetahui 3 hambatan lainnya (Rv1 = R3*Rv2 / R1 )


    Rangkaian jembatan Wheatstone


    4. Video Demo [kembali] 

    Pengukuran potensiometer dengan jembatan Wheatstone




    5. Kondisi [kembali]

    Pengukuran Potensiometer menggunakan jembatan wheetstone

    6. Video Penjelasan [kembali]

    Rangkaian jembatan Wheatstone


    Video penjelasan modul



    7. Download File [kembali]

    A. Potensiometer dan Tahan Geser



    1. Prosedur [kembali]

    1.Mengamati dan Memahami Simbol serta Data dari Alat Ukur

    a. Ambil alat ukur seperti dibawah ini:
                   Voltmeter (model 2011, 2052)
                   Amperemeter (model 2011, 2013)
    b. Amati simbol dan data yang tertera pada alat ukur tersebut
    c. Gambarkan dan artikan simbol  serta  data  tersebut  dan  tuliskan karakteristik alat ukur berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 1.

    2. Pengukuran Arus dan Tegangan Menggunakan Potensiometer dan Tahanan Geser Pada Rangkaian Seri

    a. Susun rangkaian seperti gambar 1
    b. Hubungkan nilai R sebesar 220, 550, dan 1Ω k menggunakan poensiometer dan tahanan geser sesuaikan dengan nilai yang tertera pada jurnal praktikum   
    c. Gunakan DC power supply sebesar 12V
    d. Hidupkan power supply, ukur nilai resistansi, arus, serta nilai tegangannya 
    e. Ulangi percobaan dengan mengganti nilai R menggunakan potensiometer dan tahanan geser

    3. Pengukuran Arus dan Tegangan Menggunakan Potensiometer dan Tahanan Geser Pada Rangkaian Parallel

    a.  Susun rangkaian seperti gambar 2

    b. Hubungkan nilai R sebesar 220, 550, dan 1Ω kmenggunakan poensiometer dan tahanan geser sesuaikan dengan nilai yang tertera pada jurnal praktikum   

    c. Gunakan DC power supply sebesar 12V

    d. Hidupkan power supply, ukur nilai resistansi, arus, serta nilai tegangannya 

    e. Ulangi percobaan dengan mengganti nilai R menggunakan potensiometer dan tahanan geser 

    2. Hardware [kembali]



    3. Rangkaian Simulasi Dan Prinsip Kerja [kembali]

    1. Pengukuran Arus dan Tegangan Pada Rangkaian seri

     

    Gambar simulasi seri

    Prinsip Kerja : Arus pada rangkaian gambar 1 mengalir dari positif sumber menuju negatif sumber sehingga arah arus pada rangkaian di atas searah dengan jarum jam. Pada rangkaian seri arus di peroleh dari pembagian tegangan sumber dengan hambatan total (I = Vth / Rth). Pada prinsip rangkaian seri tegangan pada tiap hambatan berbeda beda dan besar nilai arus akan sama pada tiap hambatan sehingga, (Ith = Ia = Ib = Ic) dan Vth = (Va + Vb + Vc) dan (Rth = Ra + Rb + Rc). Arus yang mengalir dari positif sumber masuk ke kaki resistor XA sehingga diperoleh tegangan (Va = I*Ra). Arus yang keluar dari kaki resistor XA masuk ke kaki resistor XB sehingga diperoleh (Vb = I*Rb). Arus yang keluar dari kaki resistor XB masuk ke kaki resistor XC sehingga (Vc = I*Rc)


    Gambar rangkaian seri



    2. Pengukuran Arus dan Tegangan Pada Rangkaian Pararel


    Gambar simulasi pararel

    Prinsip Kerja : Arus pada rangkaian gambar 2 mengalir dari positif sumber menuju negatif sumber sehingga arus pada rangkaian di atas searah dengan jarum jam. Tegangan pada rangkaian paralel diperoleh dari jumlah arus total dikali jumlah resistansi hambatan total (V = Ith*Rth). Arus pada rangkaian paralel memiliki nilai yang berbeda-beda sedangkan tegangan akan bernilai sama (Vth = Va = Vb = Vc) dan (Ith = Ia + Ib + Ic) dan (1/Rth = 1/Ra+1/Rb+1/Rc). Arus yang mengalir dari positif sumber masuk ke kaki resistor XA lalu keluar menuju negatif sumber menghasilkan (Ia=V/Ra). Arus yang mengalir dari positif sumber masuk ke kaki resistor XB lalu keluar menuju negatif sumber  menghasilkan (Ib=V/Rb). Arus yang mengalir dari positif sumber masuk ke kaki resistor XC lalu keluar menuju negatif sumber. 


    Gambar rangkaian pararel




    4. Video Demo [kembali]

     a. Pengukuran Arus dan Tegangan Menggunakan Potensiometer dan Tahanan Geser pada Rangkaian Seri


    b. Pengukuran Arus dan Tegangan Menggunakan Potensiometer dan Tahanan Geser pada Rangkaian Pararel


    5. Kondisi [kembali]

    a. Pengukuran Arus dan Tegangan Menggunakan Potensiometer dan Tahanan Geser pada Rangkaian Seri

    b. Pengukuran Arus dan Tegangan Menggunakan Potensiometer dan Tahanan Geser pada Rangkaian Pararel

    6. Video Penjelasan [kembali]

    1. Rangkaian seri


    2. Rangkaian Pararel


    3. Video penjelasan modul




    7. Download File [kembali]